Month: August 2011

Kaiyukan, Aquarium Terbesar di dunia

Posted on

Para Pengunjung tengah melewati terowongan aquarium

*** Budhy Pardiana, Osaka, Jepang.

Kaiyukan, dianggap sebagai aquarium terbesar didunia. gimana nga besar ? aquarium ini berada didalam gedung berlantai delapan. didalam gedung ada 16 tangki aquarium yang memiliki koleksi lebih dari 30 ribu spesimen, yang terdiri dari 580 spesies binatang air, di antaranya ikan, mamalia, dan ubur-ubur. Juga terdapat seribu spesimen yang terdiri dari 110 tumbuhan laut. Seluruh koleksi itu berasal dari laut Antartika hingga Pasifik, perairan tropis hingga daerah kutub. tempat wisata ini berada di Kaigan Dori,Pelabuhan tempozan, Osaka bay, Jepang. untuk bisa masuk ke tempat ini sedikitnya pengunjung harus mengeluarkan uang sebesar 2000 yen untuk orang dewasa atau sekitar 200 ribu, 900 yen untuk pelajar dan 400 yen untuk anak-anak.

 Jika hari libur, tempat wisata ini banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun asing. pertama masuk, mereka akan melintas terowongan air yang didalamnya terdapat berbagai macam ikan hias. kemudian pengunjung akan di antar melalui eskalator sampai ke tingkat paling atas. Didalamnya seperti terowongan dan kita akan berjalan menyusuri setiap jalan yang disekitarnya terdapat tangki aquarium. paling unik disalah satu tangki aquarium dilantai lima. disana ada beberapa ekor ikan paus yang sangat besar. bisa dibayangkan, ikan paus yang besar bisa masuk kedalam tangki ini. selain ikan paus ada juga keunikan didalam tangki aquarium di lantai 3.  disana ada kepiting raksasa yang besarnya mirip kardus rokok yang paling besar. Jujur waktu itu aku sangat takjub melihat biota laut yang sangat beraneka ragam dan dapat dilihat hanya diaquarium ini.

untuk menyusuri semua tempat ini sedikitnya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. tapi jangan takut kelaparan, ketika keluar dari aquarium, disana terdapat banyak cafe dan kedai yang menjajakan berbagai masakan khas jepang. soal harga sih kalau di Jepang tidak ada yang murah, semua makanan terbilang sangat mahal.

Demi Mengenyam Pendidikan, Puluhan siswa sebrang sungai

Posted on Updated on

***Budhy Pardiana

untuk mendapatkan pendidikan yang layak, Puluhan siswa menyebrang sungai

Jika untuk mendapatkan pendidikan yang layak harus dibayar mahal memang sudah lumrah di indonesia, namun apabila untuk mendapatkan pendidikan meskipun yang paling rendah tapi harus dibayar dengan resiko nyawa, itu bisa di hitung dengan jari. seperti yang dialami puluhan anak-anak dikabupaten Tasikmalaya ini, tepatnya dikampung kulur, Desa Ciandum, Kecamatan Cipatujah. setiap harinya mereka harus melintasi tiga sungai besar dan harus berjalan sejauh 3 km hanya untuk mendapatkan pendidikan dibangku sekolah. bayangkan, sungai yang arusnya deras setiap

hari mereka lintasi. tapi tak sedikitpun rasa sesal dan lelah yang nampak diraut wajah mereka. kenyataannya anak-anak ini cukup senang melewati semuanya. biasanya mereka berangkat rame-rame sekitar pukul 05.30. hari sabtu tadi (4/12), saya bersama teman mencoba mengikuti rutinitas mereka. kata pertama yang saya ingatkan kepada mereka agar berhati-hati. tapi sulit diduga kalau ternyata anak-anak sekecil ini memiliki semangat dan keberanian yang memang sangat luar biasa. dengan tenang anak-anak yang rata-rata berusia 6 sampai 10 tahun ini berjalan menyusuri pinggiran sungai dan mencari arus yang paling kecil, lalu mereka melintas meski arus yang mereka anggap kecil itu lumayan cukup deras. memang mereka sudah terbiasa dan hapal sekali mana jalan yang harus dipilih. selepas melintas disungai pertama, mereka harus berjalan menyusuri kampung sebelah. disana mereka mendapati beberapa orang temannya asli kampung situ yang sudah lama menunggu kedatangan mereka. lalu, sekitar 40 orang rombongan anak-anak ini melanjutkan perjalanannya menuju lokasi sekolahan mereka.

 

Orang tua mereka ikut membantu anaknnya menyebrang Sungai

Setelah hampir sepuluh menit berjalan disekitar perkebunan warga, langkah mereka terhenti. tepat didepan mereka, sungai kedua yang harus dilintasi tapi masih aliran sungai cipanyerang yang airnya sangat tenang. Anak lelaki langsung membuka bajunya masing-masing dan bajunya itu dijadikan pembungkus perlengkapan sekolah seperti buku dan alat tulis. saya merasa takjub ketika meliat mereka dengan berani melintasi sungai yang dalamnya sekitar 70 cm, sambil mengangkat tangannya yang memegang baju. celana basah dan badan kedinginan sudah tidak dihiraukan karena yang penting buat mereka adalah baju dan perlengkapan alat tulis. berbeda dengan anak-anak perempuan, baju dan celananya basah terendam air namun sama halnya dengan anak lelaki, tas yang isinya perlengkapan buku dan alat tulis dipegang tangan mereka. disini saya membayangkan, seandainya tiba-tiba hujan dan air semakin tinggi. mungkin inilah resiko yang paling bahaya yang dihadapi anak-anak sekecil ini.

Bukan hanya hanyut terbawa arus namun nyawa mereka juga terancam dengan banjir bandang. tapi alhamdulilah, semua bisa melintas dan mereka melanjukan perjalanannya menyusuri jalan setapak yang kira-kira sejauh 1,5 km. setelah itu mereka dihadapkan kembali dengan sungai yangl lebaranya sekitar 7 meter tapi arusnya lumayan cukup deras. lagi-lagi dengan santainya mereka melintas sungai yang dalamnya sekitar setengah meter itu. keluar dari sungai, hanya sekitar 5 menit berjalan mendaki bukit akhirnya kami sampai di sekolahan SD cileungsir.sampai disana tepat pukul 7.30. kalau mengikuti aturan formal, mungkin anak-anak ini sudah kesiangan. tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Tiga guru pengajar mereka tidak datang, besar kemungkinan sekolah diliburkan. memang sangat ironis, jika guru tidak datang anak-anak pasti diliburkan. tapi kedalanya sama, rumah guru mereka letaknya cukup jauh dan untuk sampe disekolahan mereka juga harus berjalan sejauh 7 km dan harus melintasi 2 sungai besar. ketidak hadiran mereka di sekolah bis dipastikan, karena dikampung rumah mereka hujan turun dan air sungai meluap sehingga mereka tidak bisa menyebrang untuk menuju tempat bekerja mereka. sama halnya dengan siswa, jika hujan turun mereka meliburkan diri, bahkan orang tua mereka sengaja melarang mereka untuk pergi sekolah karena air sungai sudah pasti meluap. Di musim hujan, anak-anak bisa belajar hanya dua hari dalam seminggu. dan hal ini sudah biasa, bahkan sebelum anak-anak ini merasakan, kedua orang tua mereka sudah mengalami sebelumnya. kondisi ini terjadi sudah hampir puluhan tahun namun hingga saat ini belum ada satupun dinas dari PEMERINTAH atau DPRD yang peduli terhadap kelangsungan pendidikan warga diselatan Tasikmalaya ini.

Letusan Gunung Merapi itu Dahsyat…

Posted on Updated on

Evakuasi korban wedus Gembel

Liputan bencana Gn Merapi berbeda dengan bencana lainnya…

Tanggal 3 November 2010, sekitar pukul 15.00. saya bersama tim liputan Trans Tv tiba di kantor kecamatan Cangkringan, Jaraknya sekitar 17 km dari puncak Gn Merapi. Lokasi itu diputuskan menjadi tempat untuk siaran live reportase sore.  Dan merupakan lokasi yang terbilang aman setelah BPPTK menaikan status zona bahaya dari asalnya 10 km dari puncak merapi menjadi 15 km dari puncak merapi. Lokasi itu kita pilih karena balai kantor tersebut menjadi tempat pengungsian baru bagi pengungsian sebelumnya berada di zona bahaya. Namun saat itu tidak ada satu orangpun pengungsi yang berada dibalai tersebut, yang ada hanya tumpukan pakain bantuan yang belum tersalurkan. Menurut salah seorang warga, sebelumnya bayak pengungsi yang tinggal ditempat iu namun malam sebelum kedatangan kita mereka bergerak sekitar 3 km turun kebawah  dari kantor kecamatan. Seperti punya pirasat bahwa tempat itu tidak aman bagi mereka untuk dijadikan tempat pengungsian.

5 menit menjelang live, terdengar bunyi petir yang sangat besar sekali. Gelegar bunyi petir itu membuat panik dua orang driver dan mereka memaksa untuk turun ke bawah karena dikiranya bunyi tersebut adalah letusan dari Gn Merapi. Untunglah kepanikan mereka sedikit bisa direda.

Beberapa orang warga ikut membantu kita dan berusaha mencari informasi mengenai kemungkinan-kemungkinan jika Gn merapi mengeluarkan letusan yang paling besar. Terutama arah aliran lava pijar dan awan panas. Pasalnya 500 meter disebalah kanan kantor kecamatan cangkringan merupakan sungai Kali Gendol yang menjadi pusat utama aliran wedus gembel tersebut.  Yang kita cari adalah informasi mengenai keberadaan pengungsi atau warga yang masih tetap tinggal di zona bahaya. Warga meyakinkan bahwa masih banyak warga yang merasa berat meninggalkan rumahnya sehingga mereka tidak mau meninggalkan rumahnya terutama masih banyaknya hewan ternak yang juga belum di evakuasi. Informasi itu sebenarnya untuk update berita kita esok hari.

Usai live,Karena hujan tak juga reda, kita bersama semua crew turun ke bawah, seperti biasa dua kendaraan SNG dan News Van ditugaskan untuk mencari lokasi aman. Sementara crew liputan turun kebawah untuk mencari tempat makan. Namun ditengah perjalanan kami menemukan bangunan ruko-ruko kecil yang belum jadi tapi dipadati para pengungsi. Tepatnya berada di kecamatan Ngemplak sekitar 3 km dari kantor kecamatan Cangkringan. Sepertinya kami menemukan lokasi para pengungsi yang sebelumnya sempat singgah dibalai yang tadi kita jadikan titik live sore. Para pengungsi ini adalah mereka yang sebelumnya berada di barak pengungsian Kepuharjo. Mereka baru menempati tempat ini sehari setelah terjadi letusan yang terjadi pada tanggal 2 November kemaren tepatnya sekitar pukul 15.05 yang membuat BPPTK menambah zona bahaya dari sebelumnya 10 km dari puncak Gn Merapi menjadi 15 km dari puncak Gn Merapi.

Beberapa orang pengungsi Nampak kelelahan dan pastinya kondisi mereka sudah mulai drop. Apalagi melihat sarana yang terbatas. Mereka juga mengaku semakin takut karena kondisi Gn teraktif di dunia ini makin tidak bisa diperkirakan. Setelah selesai mengambil gambar dan mewawancarai mereka akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Liputan tadi sebenarnya untuk update berita malam.

Selesai makan, tepat sekitar pukul 22.00 wib, saya mencari warnet untuk bisa mengirimkan gambar liputan tadi. Perasaan sudah merasa tidak enak dan badan pun sudah mulai drop karena kondisi cuaca yang juga mempengaruhi fisik kita. Kadang hujan, kadang panas sesekali jika arah angin ke wilayah selatan kita juga merasakan derasnya hujan abu. Namun apa boleh buat kondisi seperti ini sudah menjadi hal biasa. Tepat jam sebelas malam saya pulang ke hotel, namun saat itu tidak langsung tidur, walaupun field produser yang merupakan partner sekamar saya sudah lebih duluan tidur. Beberapa kali Saya memindahkan chanel televisi untuk menyaksikan perkembangan informasi dari beberapa televisi nasional. Selang setengah jam handphone saya bunyi. Waktu itu saya di kasih tau oleh teman saya Wahyu Juniawan (koresponden Trans TV Jogjakarta) bahwa malam ini harus siaga karena informasinya Gn merapi terus-terusan mengeluarkan letusan  dan mengeluarkan lava pijar. Saya penasaran dan keluar kamar, ternyata diluar sudah hujan abu. Tepat jam 00:15, kembali saya mendapatkan informasi dari teman saya wahyu itu dan mengabarkan bahwa telah terjadi letusan sangat besar dan semua warga dan para pengungsi akan di evakuasi ke jogja.

Seketika itu juga saya langsung membangunkan Erwin hadi, produser saya dan doni mincuk, crew tim liputan trans tv lainnya. Dengan mengunakan mobil saya bersama mereka langsung keluar hotel dan tujuannya menghampiri posko utama pakem. Hanya saja saat Masuk ke jalan kali urang, suasana jalan sudah padat dan macet sekali. Ribuan kendaraan dari arah GN merapi menuju jogja antri dan sebaliknya ratusan kendaraan evakuasi baik truk TNI dan Polri serta tim SAR yang akan mengevakuasi warga harus antri juga untuk bisa menembus kemacetan yang paling parah ini. Ditambah derasnya hujan abu yang menghilangkan jarak pandang laju kendaraan. Teman saya doni mincuk langsung mengambil moment tersebut terutama aktivitas para warga dan mahasiswa yang sukarela membantu menyiramkan air ke setiap kaca depan mobil dari kedua arah. Selesai on came saya bersama yang lainnya langsung melanjutkan perjalanan, namun saat itu tujuan kita dialihkan yang sebelumnya hanya akan menuju ke posko pengungsian Utama, sekarang tim menginginkan untuk pergi ke Hargobinangun. Hargobinangun adalah lokasi pengungsian terbesar di kecamatan Pakem disana ada sekitar ribuan pengungsi yang sudah enam hari menetap disana. Dan dilokasi inipula asalnya dijadikan base camp tim liputan Trans Tv.

Untungnya saya bersama orang-orang yang sudah berpengalaman, diperkuat dengan keberadaan  Doni mincuk yang merupakan warga asli kecamatan pakem. Tentu saja untuk bisa ke lokasi tujuan dia tau jalan tikus yang bisa menghindar dari kemacetan ini, serta menghindar dari pemblokiran jalan menuju atas oleh pihak aparat. Saat itu kami belum mendapatkan informasi mengenai arah luncuran awan panas menuju daearh mana. Namun berdasarkan keyakinan kita serta melihat ke arah timur langit sedikit cerah, tim tetap pada keputusan kedua, bahwa kita akan menuju Hargobinangun.

Dipertengahan jalan disekitar kawasan perkebunan salak, kami mendapatkan masalah karena disepanjang jalan sempit itu ada beberapa pohon tumbang menutup akses jalan. Suasana diluar sangat gelap sekali, penerangan hanya dari kendaraan kita dan tidak ada satupun warga yang tinggal disitu. Driver kami yang asli warga jogja mulai panic dan ketakutan. Mungkin dia bisa merasakan.Wajahnya murung sepertinya dia tidak menginginkan kita menuju ke lokasi yang kita tuju. Saat itu kita sudah berusaha membesarkan hatinya, namun sedikit kesal karena konsentrasi dia sudah mulai terganggu. Masalahnya ketika pohon yang menutup jalan sudah digeser dan bisa dilalui. Kepanikan dia mulai menjadi apalagi persenelen mobil yang seharusnya dimasukan ke gigi satu malah sebaliknya, dia masukin gigi atret yang otomatis mobil yang seharusnya maju malah mundur. Hehehe kasian dia sedikit kena semprot tim liputan, walaupun dia membela dengan membalas kesal.

1 km dari lokasi pohon tumbang, disepanjang jalan kami melihat rumah-rumah gelap penuh debu dan pasir yang ditinggal penghuninya. Disana sama sekali sudah tidak ada kehidupan. Dipertengahan jalan menuju Hargobinangun, kedua kalinya laju kendaraan yang kami tumpangi harus berhenti ditengah dijalan karena ada satu pohon tumbang namun tidak terlalu besar  menutup akses jalan. Untungnya hal itu bisa kami atasi. Setelah melewati sebuah jembatan yang tidak terlalu panjang kami mendapatkan pertigaan jalan, rupanya jalan itu yang sudah kita kenal. Sang driverpun sedikit tenang. Kami tepat berada dikawasan kali urang dan  akhirnya kami memilih jalan kanan yang merupakan jalan utama menuju Hargobinangun.

saya langsung merinding saat menyaksikan kegelapan dan beberapa tenda roboh dan tanaman-tanaman yang berada dipekarangan rumah warga hancur. Tadinya saya belum ingat bahwa tempat itu adalah Hargobinangun, baru teringat setelah melihat plang sekolah dan disampingnya adalah sebuah mesjid. Tapi perasaan tidak bisa dibohongi, mental saya mulai turun saat melihat situasi dan kondisi disana yang serba berantakan mungkin ini bekas terjangan badai dan hujan pasir yang sangat deras. Bayangkan batu-batu kecil yang masih hangat banyak berserakan di kawasan itu padahal kalau di ukur jaraknya dari puncak merapi adalah 12 km.

Saat itu juga saya langsung keluar dari mobil. Diluar bau belerang sangat menyengat, namun  pandangan sesekali menatap kearah langit dan terus mengawasi langit yang diselimuti awan hitam sambil merasakan arah angin. yang terpikir saat itu adalah satu, arah luncuran awan panas  Karena rasa takut mulai datang dan waktu kita disana juga dipersingkat. Setelah sang kameramen mengambil beberapa gambar liputan kerusakan dan suasana, rencananya kita akan langsung turun kebawah. Namun kita dikejutkan dengan munculnya cahaya lampu dari gedung samping mesjid yang disana sebelumnya terdapat ribuan pengungsi. Rupanya cahaya yang muncul itu bersumber dari sepeda motor. Melihat ada orangnya kita langsung menghampirinya dan berbincang-bincang. Rupanya dia bangun tidur dan ditinggal oleh tim evakuasi dan ribuan pengungsi lainnya saat terjadi letusan beberapa jam yang lalu. Anehnya dia sendiri tidak mendengar kegaduhan, bisa jadi karena terlalu pulas tidurnya.

Tak lama setelah itu kita langsung turun kebawah karena angin mulai kencang dan khawatir jika awan panas meluncur ke arah kita. Disepanjang jalan menuju posko utama pakem, kecamatan ini sudah menjadi kota mati. Selain Gelap gulita, rumah tertutup debu, pohon-pohon yang tumbang berserakan dan banyak kendaraan milik warga yang terparkir ditengah jalan. Besar kemungkinan kendaraan-kendaraan yang  mogok itu sengaja dibiarkan oleh pemiliknya karena terburu-buru pada saat letusan tersbesar terjadi. Bahkan tidak sedikit mobil warga yang juga dibiarkan setelah menabrak pagar rumah orang dan ada juga mobil yang terperosok ke jurang rendah.

Memang jika melihat debu disepanjang jalan  hargobinangun menuju posko pakem terbilang sangat tebal. Bisa dibayangkan bahwa letusan yang dikategorikan high explosive yang terjadi tanggal 4 november 2010 tepatnya sekitar pukul 00:15 itu hampir menyamai ledakan Gn Galunggung yang terjadi pada tahun 1982 membuat semua warga kepanikan. Terutama mereka panik dengan luncuran awan panas dan muntahan material vulkanik. letusan terbesar seperti ini terakhir terjadi pada140 tahun yang lalu tepatnya sekitar tahun 1870. sekitar pukul 03.00 BPPTK memperluas areal bahaya menjadi 20 km dari puncak Gn Merapi.

Posko utama pakem sangat sepi sekali, biasanya disini banyak sekali tim relawan dan tim sar yang berkumpul sambil menunggu dan memantau perkembangan Gn Merapi dan para pengungsi. Suasana sangat ramai setelah melewati lapas narkotika yang baru dibangun. Kendaraan-kendaraan tim evakuasi dan ambulance lalu lalang ada yang turun dan ada juga yang naik. Di perjalanan kita mengontak keberadaan tim lain, termasuk dua temen koresponden yang bertugas siang malam. Tim semua terpecah ada yang di stadion maguoharjo dan ada juga yang sedang ikut tim sar mencari para korban. Tepat sekitar pukul 04.00, kami tiba di depan rumah sakit Sardjito. Suasana disana sangat ramai. Dua mobil SNG dan News Van sudah berada didepan rumah sakit persis disamping SNG Metro TV.

Puluhan wartawan cetak dan elektronik baik lokal, nasional ataupun asing sudah berkumpul tepat didepan instalasi gawat darurat. Setiap 5 menit sekali mereka disibukan dengan bunyi sirine ambulance yang didalamnya membawa para korban. Pada saat itu korban jiwa yang tercatat baru 1 orang itupun bayi kira-kira usia 5 bulan, namun korban luka bakar sudah mencapai 60 lebih. Ngiris jika melihat secara langsung para korban wedus gembel. Kulit tubuh melepuh dan parahnya dipenuhi dengan debu. Bahkan ada juga dagingnya yang terbakar.

20 menit menjelang live reportase pagi, koresponden jogja teguh supriyadi memberikan kaset liputan pencarian korban dengan tim SAR DIY.meski hanya melihat di VTR hasil liputan teguh, mata kami tidak hentinya melihat gambar suasana langsung disuatu kampung dikecamatan cangkriman yang tersapu langsung oleh luncuran awan panas. Mayat-mayat saling berserakan ada yang dihalaman dan ada juga yang didalam rumah dalam kondisi yang sudah terpanggang. Api yang membakar rumah masih menyala, tim sar dan tim liputan sangat berhati-hati mengevakuasi mayat korban. Mereka pilih-pilih jalan karena tanah yang di injak masih panas. Bisa dibayangkan suhu 600 derajat yang dibawa awan panas itu masih bersisa dan menghambat jalannya evakuasi.

Usai live direportase pagi, tepat sekitar pukul 06.30 wib, kami langsung memantau ke gedung pemulasaran jenazah yang berada dibelakang rumah sakit. Tak jauh berbeda dengan suasana di IGD. Disana juga ramai sekali, setiap sepuluh menit mobil ambulane datang membawa mayat korban yang kering tinggal tulang dan sisa daging yang sudah menyatu dengan tulangnya. Tentunya saja setiap mayat sulit dikenali. Para keluarga korban yang selamat hanya menunggu tim dokter pemulasaran jenazah yang berusaha mengidentivikasi setiap jenazah. Pada saat itu jumlah korban baru sekitar 40 lebih namun angka itu terus bertambah hingga pada siang hari sekitar pukul 12.00 mencapai 80 korban jiwa.

Setelah cukup memantau suasana di ruang jenazah, kami langsung bergegas menuju maguoharjo. Yaitu stadion sepak bola yang baru dibangun dan dijadikan barak penungsian.  Disana ada Ratusan ribu pengungsi yang berhasil dievakuasi dari setiap barak pengungsian dan rumah warga kecamatan pakem, cangkringan dan kecamatan lainnya yang berada dizona bahaya.

Suasana disana lebih rame lagi, sama halnya ketika stadion ini akan digunakan untuk sebuah pertandingan liga indonesia, hanya bedanya orang-orang yang ada disana bukan berlomba untuk bisa masuk ke tribune stadion dan menyaksikan pertandingan. Namun berlomba-lomba mencari tempat untuk dijadikan tempat pengungsian hingga dua bulan ke depan.

Apalagi pada saat itu waktunya makan siang. Tim penanggulangan bencana ataupun satkorlak serta relawan baik dari Dapur umur TNI, POLRI ataupun organisasi lainnya, belum bisa menyediakan jatah makan untuk pengungsi yang jumlahnya sangat banyak sekali. Namun kondisi ini masih bisa dimengerti karena sebagian tim dan para relawan masih sibuk dengan proses evakuasi warga yang masih berada dizona bahaya, sementara tim relawan yang berada disekitar maguoharjo masih sebagian masih mengurus dan membagi-bagi area pengungsi dan sebagai lg masih ada yang membangun tenda-tenda untuk satkorlak.

Menjelang sore hari, para pengungsi makin bertambah banyak. Stadion sudah seperti pasar, suasananya sangat ramai. Dinas sosial ataupun relawan sibuk menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan ratusan ribu pengungsi. Sementara tim SAR masih mencari para koran. Gn merapi masih mengeluarkan letusan dan memuntahkan lava pijarnya meski intensitasnya tidak terlalu tinggi. Namun bahaya tetap mengancam warga sekitarnya. Saya bersama rekan yang lain mencoba merayu Tim SAR DIY unuk bisa ikut dalam kegiatan pencarian korban. Terutama ke lokasi yang tersapu awan panas.

Alhamdulilah mereka mengizinkan kami unttuk ikut dalam kegiatan pencarian esok hari. Tepat sekitar pukul 03.00 wib kami bersama produser Erwin Hadi dan beberapa tim liputan lainnya bangun lebih awal. Posko SAR DIY memang idak jauh dengan penginapan. Tepat jam 05.00 wib kami bersama puluhan tim sar langsung bergegas menuju lokasi yang belum terjamah. Tepatnya dikawasan Glagaharjo. Tujuannya saat itu ke kampung ngacar didesa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, jaraknya kurang lebih sekiar 17 km dari puncak Gn Merapi. Tim sar membawa seorang penunjuk jalan yang merupakan warga sekiar yang berhasil menyelamatkan diri ketika merapi meletus pada tanggal 4 november lalu. Dia sendiri mengetahui jumlah rumah yang ada dikampungnya serta tahu persis orang-orang yang terjebak didalam maupun diluar rumah.

Sebelum sampai ditempat tujuan, sekitar 2 KM menuju kampung ngacar, delapan kendaraan Tim sar yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti karena mendengar gemuruh yang sangat besar dari kawasan Gn Merapi. Seketika kami keluar dan mata kami langsung tertuju ke puncak Gn merapi yang saat itu jelas terlihat. Gumpalan asap tebal keluar dari Puncak Gunung dan diyakinkan iu merupakan awan panas.  Namun bagian lereng merapi tertutup kabut. Sehingga suara gemuruh yang diyakini berasal dari material baik itu batu dan kerikil serta awan panas yang turun kebawah tidak terliha sama sekali.

Setelah hampir 15 menit kami menunggu, bunyi gemuruh tidak juga hilang. Malah sebaliknya bunyi gemuruh makin membesar dan makin mendekat. ketua tim SRU (search Rescue Unit) langsung memerintahkan untuk segera turun dan menjauh dari lokasi ini. Setelah menjauh sekitar 4 km dari lokasi tadi, tim sar langsung berhenti dan mematau perkembangan suara gemuruh tadi melalui prekwensi radio. Ketika itu banyak warga yang akan menuju ke arah merapi namun langsung dicegah oleh tim sar. Tapi tidak sedikit juga warga yang bandel dan tetap ngotot untuk pergi ke rumahnya untuk mengamankan hewan peliharaannya.

Satu jam telah berlalu, bunyi gemuruh itu sudah hilang. Ketua tim langsung memerintahkan kami untuk masuk ke dalam mobil. perjalanan dilanjutkan sampai ke kampung ngacar, namun dipersimpangan jalan semua kendaraan berhenti. tim sar membagi tim yang satu memantau frekuensi radio, yang tim kedua memantau aktivitas Gn merapi sementara yang ke tiga melakukan pencarian korban. Tim yang melakukan pencarian jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya disediakan dua mobil saja. satu mobil ambulance dan yang kedua kendaraan off road. Dua mobil yang akan melakukan pencarian korban masuk ke sebuah jalan kecil, tepat dipersimpangan jalan langsung berhenti dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Suasana disana sudah berubah. Kami seperti berada di padang tandus yang kering dan panas serta bau yang terbakar. Pamandangan yang ada disekitarnya hanya berwarna abu dan pohon-pohon yang tinggal ranting dan kering namun masih banyak sisa api yang masih menyala. Tim sar lalu mencari ranting pohon yang besar untuk membuka jalan karena tanah yang kami injak masih panas. Bayangkan tanah yang panas itu sisa dari luncuran awan panas dua hari yang lalu tapi panasnya masih terasa. Untuk membuktikan jalan itu bisa dilalui hanya dengan ranting itu. Jika ranting yang dilempar langsung menyala berarti tanah itu masih panas dan dibawahnya masih ada api, sebaliknya jika ranting yang dilempar tidak menyala berrati tanah itu aman untuk dilalui.

Setelah berjalan diatas ranting kurang lebih sekitar 300 meter, kami melihat beberapa bangunan rumah yang setengah bangunannya sudah terendam material abu vulkanik. Tujuan pencarian memang kesana, namun karena harus ekstra hati-hati, tim sar hanya mengutus satu orang saja untuk mencapai ke rumah tersebut. Menurut informasi dari pa nana yang menjadi penunjuk jalan dari warga setempat yang berhasil menyelamatkan diri, tepat dirumah tersebut ada sekitar 3 orang warga yang terjebak ketika letusan yang besar itu terjadi. Berdasarkan informasi itulah tim sar bergerak untuk mencari ketiga korban. Satu orang tim yang diutus tadi berhasil membuka jalan disusul beberapa orang tim sar lainnya yang membawa perlngkapan seperti cangkul dan skop. Tim sar yang masuk rumah langsung melakukan penggalian, dan berhasil menemukan dua mayat yang sudah kering dalam kondisi saling berpelukan. Besar kemungkinan kedua jenazah tersebut adalah ibu dan anaknya yang masih kecil. Sementara yang satu lagi belum ditemukan karena posisinya tidak diketahui. Sebenarnya masih banyak rumah yang belum dijalam tim sar, dikampung itu saja ada puluhan rumah lagi yang saat itu belum di evakuasi.

Sebenarnya saat itu tim sar masih akan melakukan pencarian ke rumah yang berada disampingnya, namun suara gemuruh yang sangat besar tiba-tiba datang lagi. Pertanda Gn merapi erupsi lagi. Ketua tim langsung memerintah kami untuk balik kanan ke tempat tadi dengan secepatnya. Meski hanya satu jam saja kami melakukan pencarian dikampung ngacar, tapi kami benar-benar puas. Selain berhasil mengabadikan gambar tim sar yang tengah  evakuasi mayat korban juga mengetahui secara langsung keganasan gunung teraktif didunia ini. Sambil mengambil gambar jalannya evakuasi mayat ke mobil ambulance, sesekali saya melihat ke arah suara gemuruh tapi beruntung kepanikan itu berhasil saya atasi. Karena mobil sudah penuh, dan kendaraan yang kosong hanya diambulance yang sudah terisi dua mayat tadi. Memang nga ada pilihan lain, akhirnya kami masuk dan berada didalam bersama dua mayat yang sudah kering. Diperjalanan yang hanya sepuluh menit, udara dalam mobil yang kami cium hanya manusia yang terbakar. Baunya sangat khas tidak seperti bau barang yang terbakar. Namun langsung menusuk hidung.

Ditempat pembagian tim tadi kami melihat sudah banyak orang, selain TNI, POLRI relawan ada juga beberapa orang kameramen dan fotographer dari media lain yang menunggu kedatangan kami. Informasi yang mereka dapatkan adalah adanya beberapa tim sar dan wartawan televisi yang terjebak dikampung ngacar pada saat erupsi tadi terjadi. Informasi itu tidak benar, kenyataannya Alhamdulilah kami selamat dan tidak terjebak. Memang kami berada disana tengah melakukan liputan kegiatan pencarian, namun ketika akan melakukan pencarian ke rumah berikutnya erupsi terjadi lagi dan pada saat itu tim sar memutuskan untuk menghentikan pencarian dan pulang ke posko sar diy.

Mobil ambulance yang kami tumpangi menjadi sasaran para kameramen dan fotographerr. Pada saat pintu belakang ambulance dibuka saya bersama bersama produser erwin hadi, reporter belatrik yanif dan kely serta kameramen cahyo langsung keluar dan masuk ke mobil yang sebelumnya kami tumpangan. Ambulance langsung bergegas disusul seluruh tim sar dan tim lainyya untuk menghindar dari lokasi tersebut.

Liputan di Gn merapi ini  berbeda dengan liputan bencana lainnya seperti Gempa dan tsunami. Liputan bencana Gn meletus itu harus mateng dan ekstra hati-hati. Selain itu diwajibkan mengetahui perkembangan serta pengetahuan dan karakteristik dari gunung tersebut dan kampung yang berada disekitarnya. Karena jika salah kita juga bisa menjadi korban. Tidak ada satu orang pun yang tahu letusan itu akan terjadi kapan dan sampai kapan. Setiap menit dan setiap jam letusan itu terus terjadi namun kita tidak tahu bahayanya seperti apa.

Berusaha Melawan Panik Saat Gempa

Posted on Updated on

Live reportase sore, Gempa tasik.

*** Budhy Pardiana   Allohu akbar..allohu akbar..lailaha’ilaloh. gempa…gempa..  jerit tangis histeris warga itu masih teringat ketika gempa yang berkekuatan 7,3 skala rither menguncang Tasikmalaya. saya merasakan betapa dahsyatnya pergeseran lapisan bumi  itu terasa dipermukaan. kala itu tepat sekitar pukul 14.55 wib saya baru saja tiba dirumah, saat duduk santai mempersiapkan capture gambar liputan demo, tiba-tiba getaran pertama terasa sangat besar.Saya berusaha kelua kamar, tapi getaran yang sangat kuat menjadikan langkah saya sangat sulit untuk mencapai pintu yang tejepit lemari pakaian. dengan sekuat tenaga saya bisa keluar kamar. Suara gemuruh dingding dan suara bangunan yang ambruk dibelakang rumah membuat saya sedikit panik. saat itu saya tidak berani turun lewat tangga yang terliat seperti ombak. saya langsung keluar disamping kamar dan melihat kebawah, tetangga yang panik dan menangis histeris sudah berada diluar. karena panik tadinya saya akan loncat dari lantai dua ke genting tetangga. hanya waktu itu terliat jelas, kala tetanggaku berteriak memintaku untuk segera turun. saat melihat kepanikan itu saya teringat kamera dikamar, waktu itu juga saya langsung lari kekamar sambil menahan goncangan dan behasil membawa kamera. secara nga sadar, saya langsung nyalain kamera dan saya roll sambil memberanikan turun tangga dan lari keluar. Saat itu saya masih sadar, langsung berlari menghampiri orang-orang yang menangis dan mengambil beberapa detik gambar kepanikan. waktu itu goncangan belum berhenti, tiba-tiba saya langsung matikan kamera, dan berteriak seperti orang gila membujuk tetangga yang masih berada didalam rumahnya. secara tidak sadar sambil membawa kamera saya mondar-mandir melihat orang-orang yang berlari dan melihat kekiri kekanan, berjalan kedepan dan kebelakang rumah, keluar masuk masuk gang berkali-kali sambil melihat dingding rumah tetangga yang roboh. waktu itu saya panik, masuk kedalam rumah lagi dan membawa rokok dan membakarnya. saya langsung keluar rumah dan mengambil beberapa gambar kerusakan.. saat saya sadar, diingatkan sama pegawai dirumah, “a ini bulan puasa ” ucapnya.” Astagfirullohal Adzim ” saya langsung menghela napas sambil mematikan rokok. saya langsung ngambil beberapa gambar kerusakan dan warga yang berlari dan berkumpul dipematang sawah. begitu melihat ibu-ibu menjerit sambil berlari keluar gang, saya ambil gambar tapi saat itu saya teringat ibu yang sedang berada diluar rumah. saya panik, panik sekali apalagi saat mencoba menghubungi sama sekali tidak bisa.. sambil memikirkan keluarga, liputan yang belum kelar karena belum ada wawancara saya berusaha menenangkan diri dan berdiam diri didepan rumah. saya langsung menyuruh tetangga untuk mencari ibu. kepanikan muncul lagi saat beberapa temen dikantor menanyakan ancaman tsunami paska gempa. hanya karena komunikasi terputus, saya tidak bisa menghubungi beberapa temen yang rumahnya berada disekitar pantai. Tapi alhamdulilah setelah hampir setengah jam menunggu kabar ibu saya selamat. saat itu juga saya berjalan kebelakang rumah dan melihat rumah-rumah yang roboh dan mewawancarai warga. Suara Ringtone HP nada panggilan dan sms tak henti-hentinya berdering dari keluarga diluar kota dan temen-temen yang menanyakan kabar. setelah semua kepanikan bisa diatasi, saya langsung nyalain komputer dan mengirim gambar tadi. hanya otak sudah butek, saya minta kepada temen dikantor untuk mendikte naskah. alhamdulilah, gambar saya adalah gambar suasana gempa yang pertama muncul dilayar Tv. setelah selesai menyaksikan reportase sore. saya langsung kelur rumah dan mencari informasi mengenai ancaman tsunami, hanya lagi-lagi soal komunikasi. saat itu saya melihat ke beberapa rumah sakit dan daerah-daerah paling parah terkena gempa.. kisah ini saya tulis untuk berbagi pengalaman jika ada gempa disekitar kita. rasa panik, kesedihan orang-orang disekitar kita yang harus kehilangan tempat tinggal campur moral sebagai jurnalis televisi itu yang harus dikuasai. selain orang-orang yang disekitar kita yang jadi objek kita sendiripun sudah menjadi korban gempa.

Penjara Idaman Para Napi

Posted on Updated on

Penjara Idaman Para Napi dan Tahanan

*** Budhy Pardiana
Jika kita Membayangkan penjara atau lembaga pemasyarakatan identik sekali dengan penjagaan yang sangat ketat, sipir yang galak dan peraturan pengamanan yang super maksimum. tapi didaerah utara Jawa barat, tepatnya dididaerah Palutungan, kabupaten Kuningan tidak seperti yang dibayangkan. penjara yang satu ini justru tidak seperti lembaga pemasyarakatan yang ada diindonesia pada umumnya.

Namanya Oven Camp, sebuah lembaga pemasyarakatn yang hanya dihuni oleh 3 napi dan 1 orang Sipir, letaknya tepat disamping bumi perkemahan palutungan dibawah kaki gunung Ciremai. lapas yang dibangun oleh pa Mardjiman, Dirjen Lembaga pemsyarakatan pada tahun 1988 ini khusus dihuni oleh para napi yang memiliki rekomendasi untuk pembebasan bersyarat. Jadi tidak sembarangan napi yang bisa menetap dilapas terbuka ini. ” semua napi ini berasal dari lapas kuningan. tapi tidak sembarang napi yang bisa ada disini, biasanya mereka yang berkelakuan baik dan sudah terdaftar dalam pembebasan bersyarat” ujar seorang sipir.

Rata-rata Napi yang tinggal disini masih memiliki sisa tahanan antar 3 sampai 1 tahun, hanya saja disini sangat berbeda dengan tempat asal mereka ditahan. Dipenjara ini tidak ada jeruji besi atau penjagan yang ketat, di oven camp yang memiliki lahan seluas 2 hektar ini mereka sangat bebas bergerak. hanya disini mereka dilatih bagaimana cara bercocok tanam dan mengurus sapi perah. dipagi sampai siang hari mereka membersihkan kandang sapi dan bercocok tanam, sedangkan sore harinya mereka  memeras sapi dan membersihkan kandangnya. sementara dimalam hari mereka diajarkan keagamaan.

kebanyakan para napi yang menghuni lapas terbuka ini mengaku sangat kerasan. Bahkan menurut salah seorang sipir, ada seorang napi yang menikahi warga kampung sekitar palutungan dan setelah dinyatakan bebas, napi tersebut membuka usah peternakan sapi perah dan kini sudah berhasil. tidak sedikit pula napi yang pernah tinggal disini, tidak mau pulang kerumah atau kampung halamannya setelah masa tahanannya berakhir.

Oven Camp ini merupakan penjara yang sangat di idamkan oleh para penghuni napi dan tahanan diseluruh di Jawa Barat. Selain keramahan petugas sipir, ditempat ini mereka bisa berbaur dengan masyarakat dan jauh dari kekerasan.

Pemancar Televisi Unattended

Posted on

PEMANCAR TELEVISI UNATTENDED
(Drs. Darmadi – http://www.tvconsulto.com)
PENGANTAR
Mengingat luasanya sebaran penduduk (misalnya Indonesia), mulai wilayah perkotaan sampai kedaerah pelosok, daerah pegunungan yang jauh, bahkan pulau-pulau kecil dan daerah terpencil lainya, sedangkan penduduk di wilayah terpencil, walaupun jumlah penduduknya relatif kecil dan dengan segala keterbatasan (SDM dan fasilitas lainya), tetap perlu mendapat pelayanan siaran televisi seperti halnya masyarakat perkotaan. Maka TVRI sebagai televisi yang dimiliki pemerintah mengambil alternatif untuk membangun pemancar TV Unattended, yang secara garis besar sistemnya diuraikan sebagai berikut.
A. PENGERTIAN
Stasiun pemancar televisi “Unattended” adalah stasiun pemancar televisi yang dapat bekerja atau beroperasi tanpa petugas operator. Sedangkan stasiun pemancar televisi “Attended” adalah stasiun pemancar yang dioperasikan oleh petugas operator. Stasiun pemancar TV Unattended dari cara operasinya dapat dibedakan dalam 2 (dua) katagori yaitu :
1. Remote Control Operation
Stasiun pemancar televisi Unattended secara remote control pengoperasiannya dikendalikan dan dipantau dari suatu tempat tertentu yang layak dihuni dan dilakukan dengan telemetri. Untuk itu diperlukan saluran transmisi untuk telemetri dua arah guna menyampaikan perintah-perintah operasional dan menerima laporan hasil monitoring. Sistem Unattended type ini biasanya digunakan untuk pemancar-pemancar yang memiliki daya output besar, yaitu diatas 5 (lima) KW. Pemancar tersebut merupakan pemancar TV induk (mother station) yang akan direlay oleh stasiun-stasiun transmisi pengulang. Di negara-negara maju, dimana telepon telah tersedia sampai di pelosok-pelosok daerah, saluran telemetri dapat mengunakan saluran telepon.
2. Automatic Control Operation
Stasiun pemancar televisi Unattended sistem “Automatic Control Operation”, pengendalian operasinya dilakukan oleh stasiun pemancar TV sebelumnya melalui signal TV yang dipancarkan dan diterima oleh stasiun pemancar TV Unattended dimaksud. Apabila stasiun pemancar TV tersebut dikendalikan oleh suatu stasiun pemancar TV induk, maka apabila stasiun pemancar TV induk beroperasi memancarkan sinyalnya, dan sinyal tersebut diterima oleh stasiun pemancar TV Unattended dimaksud, maka ia secara otomatis akan beroperasi, dan sebaliknya apabila pemancar TV induk mati, tidak lagi memancarkan sinyalnya dan stasiun pemancar Unattended tidak menerima signal, maka ia akan switch off, untuk menjamin kesinambungan siaran, konfigurasi sistem sarana pemancarnya terdiri dari dua pemancar, pemancar utama dan pemancar cadangan. Apabila pemancar utama mengalami gangguan, maka pemancar cadangan secara otomatis mengambil alih tugas pemancar utama. Konfigurasi ini biasanya digunakan untuk stasiun transmisi pengulang (repeater station) dengan pemancar – pemancar yang memiliki daya output 1 (satu) KW kebawah.
Monitoring untuk stasiun pemancar tipe ini dipercayakan kepada masyarakat umum tanpa ikatan atau kepada beberapa orang dari masyarakat didaerah pancarannya yang diberi tugas selaku informan. Tugas informan dimaksud sangat sederhana, yaitu apabila siaran terganggu (tidak ada siaran pada saatnya) agar melapor/ menelepon petugas stasiun pemancar televisi terdekat. Monitoring seperti ini akan sangat efektif apabila telepon telah menjangkau ke seluruh pelosok daerah dengan baik.
B. TUJUAN PEMBANGUNAN STASIUN PEMANCAR TV UNATTENDED
Sistem stasiun pemancar TV Unattended ini dirasakan sangat diperlukan dewasa ini, sehubungan dengan telah berkembangnya jumlah stasiun-stasiun pemancar TV yang telah mencapai angka 438 lokasi yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Jumlah tersebut masih terus berkembang dan sebagian besar berada diatas gunung/ bukit di daerah terpencil. Namun sebelum membahas tentang syarat-syarat atau spesifikasi, sebaiknya dibahas dulu tentang apa tujuan atau apa yang diharapkan dari stasiun pemancar TV Unattended. Melaksanakan siaran yang berupa siaran televisi bagi masyarakat di wilayah yang jauh, sulit dicapai dan terpencil serta wilayah blank spot atau wilayah tidak dapat menerima siaran TV dengan baik karena hambatan geografis dan sebagainya.
Hal-hal yang diharapkan yaitu antara lain :
a). Meniadakan sumber daya manusia,
untuk pengoperasikan peralatan, tidak diperlukannya sumber daya manusia untuk mengoperasikan (operator) peralatan berarti dapat diperoleh keuntungan (penghematan) berupa fasilitas operator di lokasi, fasilitas sosial untuk keluarga operator serta tentunya gaji untuk operator
b).Tanpa pengamanan tenaga manusia,¼br /> keuntungan pada butir B ini jenisnya sama dengan keuntungan sebagaimana disebutkan dalam butir a diatas, kalaupun ada pengamanan oleh tenaga manusia, mengenai jumlah dan sifatnya berbeda (kecil dan sederhana) dengan pengamanan pada lokasi stasiun pemancar yang diopersikan tenaga manusia, sehingga biayanya sangat rendah.
c). Menghemat biaya transportasi,
keuntungan yang diperoleh disini meliputi tidak ada biaya transportasi untuk datang ke lokasi, Sedangkan frekuensi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sangat tergantung dari reliability (kehandalan) dari peralatan pemancar yang digunakan semakin handal peralatan tentunya semakin berkurang frekuensi kerusakan dan sebaliknya. Semakin tinggi reliability suatu peralatan semakin mahal harga peralatan tersebut. Namun dalam sistim stasiun pemancar TV Unattended, apa bila digunakan peralatan pemancar dengan tingkat reliability yang rendah maka akan sering terjadi kerusakan dan harus sering didatangi untuk perbaikan, yang akhirnya biaya pemeliharaan menjadi semakin tinggi.
d). Menghemat bahan bakar,
mengurangi atau bahkan meniadakan kegiatan pengisian bahan bakar sangat tergantung dari kondisi fasilitas umum yang tersedia di lokasi. Bila di sekitar lokasi sudah tersedia jaringan listrik PLN maka tentu saja tidak diperlukan gebnerator sebagai penggerak mula utama, melainkan hanya sebagai cadangan saja, sehingga kebutuhan bahan bakar tidak terlalu besar. Sehingga dalam hal ini pemilihan lokasi sangat penting. Disamping itu besarnya daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan. Apabila daya listrik yang diperlukan tidak terlalu besar maka dapat digunakan pembangkit daya listrik alternatif yang tidak menggunakan bahan bakar melainkan menggunakan solar cell.

C. KRITERIA DAN DESAINS STASIUN PEMANCAR TELEVISI UNATTENDED
Stasiun pemancar TV Unattended memiliki banyak kriteria tergantung dari masing-masing disain. Setiap disain memiliki sifat atau ciri-ciri untuk mendapatkan solusi dari tujuan/ harapan yang diinginkan beberapa alernatif disain adalah sebagai berikut :
1. Otomatisasi Pengoperasian Peralatan
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu otomatisasi pengoperasian peralatan dapat dibedakan dalam dua katagori yaitu :
a). Remote Control Operation
Katagori ini memerlukan biaya investasi yang lebih mahal dari pada “Automatic Control Operation”, karena pengoperatian tetap dilakukan oleh operator, hanya tidak dilakukan dilokasi stasiun pemancar yang berada di daerah terpencil, melainkan dari suatu pusat pengendalian dengan menggunakan remote control. Disamping itu kondisi atau status peralatan di stasiun pemancar yang terpencil tersebut dikirimkan melalui transmisi telemetri ke operator untuk dimonitor.
b). Automatic Control Operation
Katagori ini memerlukan biaya investasi relatif lebih rendah dari pada “Remote Control Operation”. Karena pada automatic control operation, peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan stasiun pemancar secara otomatis sangat sederhana, dan tidak diperlukan pengiriman data kondisi dan status peralatan untuk monitoring. Sistim otomatisasi hanya menggunakan sinyal dari pemancar sebelumnya (pemancar induk) untuk menghidupkan dan mematikan peralatan. Pada saat pemancar di induk beroperasi maka sinyal pancarannya diterima dan digunakan untuk menghidupkan peralatan pemancar unattended, dan pada saat pemancar induk sebelumnya dimatikan maka stasiun pemancar TV Unattended tidak menerima sinyal dan secara otomatis memberikan perintah untuk mematikan peralatan. Secara singkat dapat disampaikan bahwa beroperasi dan tidak beroperasinya peralatan di stasiun pemancar unattanded tergantung pada pengoperasian pemancar distasiun sebelumnya (pemancar induk).
2. Otomatisasi pengamanan
Otomatisasi pengamanan disini mungkin agak sulit atau mungkin memerlukan beaya lebih tinggi dari pada menggunakan sumber daya manusia sebagai pelaksana pengamanan. Di luar negri sistim pengamanan menggunakan sistem alarm apabila tamu tak diundang memasuki stasiun pemancar TV Unattended, sinyal alarm tersebut dikirim secara otomatis akan dikirim ke stasiun pengendali, petugas di stasiun pengendali kemudian menguji sinyal alarm untuk meyakinkan bahwa yang masuk adalah tamu tak diundang. Setelah yakin, maka petugas melapor ke polisi dan polisi akan datang ke stasiun Unattended melakukan pengamanan. Sistim pengamanan sebagai mana diuraikan diatas hanya digunakan untuk pemancar besar dan menggunakan sistem “Remote Control Operation”. Sedangkan untuk stasiun-stasiun pemancar kecil yang menggunakan “Automatic Control Operation”, menggunakan sistem alarm biasa, yaitu apabila tamu tak diundang masuk ke ruangan pemancar maka alarm akan berbunyi dan mengundang perhatian dan diharapkan polisi akan datang mengamankan.
3. Penggunaan Peralatan dengan Reliability tinggi dan sistem Back-Up
Tujuan utama pembangunan stasiun pemancar televisi dengan sistem Unattanded adalah tidak diperlukannya petugas operator untuk tinggal dilokasi yang terpencil serta mengurangi atau kalau mungkin meniadakan kunjungan ke lokasi untuk perbaikan atau perawatan peralatan. Tujuan ini ditetapkan karena biasanya lokasi stasiun pemancar yang bersangkutan berada dipuncak bukit, ditengah hutan yang belum pernah dijamah manusia sehingga untuk menuju ketempat lokasi memerlukan pembangunan prasarana jalan yang cukup panjang dan mahal. Maka dapat saja disusun disain stasiun pemancar televisi unattended yang pengiriman peralatan dan material pembangunannya dikirim dengan helikopter. Diharapkan setelah peralatan dipasang, sistem akan beroperasi secara otomatis dengan baik selamanya. Untuk mencapai kondisi ini maka diperlukan peralatan yang betul-betul handal atau memiliki reliability yang tinggi. Apabila reliability peralatan kurang baik, maka akan sering terjadi kerusakan yang memerlukan perbaikan. Untuk melaksanakan perbaikan diperlukan biaya tinggi karena lokasi hanya dapat dicapai dengan helikopter. Meningkatnya frekuensi kerusakan memerlukan peningkatan kunjungan yang memerlukan biaya yang besar, dan apabila ini terjadi maka sistem stasiun Unattended tidak lagi efektif.
Disamping tingkat kehandalan yang tinggi untuk peralatan diperlukan pula penggunaan sistem back-up atau 1 + 1. Sistem back-up dimaksud adalah sistem peralatan yang terdiri dari sub-sistem peralatan utama dan sub-sistem peralatan cadangan. Dalam hal sub sistem peralatan utama terganggu maka sub-sistem peralatan cadangan menggantikan peran sub-sistem peralatan utama. Sistem seperti ini mempunyai keunggulan disamping dapat menjaga kesinambungan siaran, juga bagi petugas maintenance atau petugas perbaikan cukup datang dengan peralatan pengganti dan peralatan yang rusak dibawa ke workshop untuk perbaikan. Perbaikan tidak perlu dilakukan di lokasi stasiun pemancar, karena disamping akan memerlukan waktu yang lama, juga diperlukan alat ukur yang lebih banyak yang pada gilirannya meningkatkan biaya perbaikan.
4. Sistem Catu Daya
Sistem catu daya di Indonesia merupakan permasalahan tersendiri. Di luar negri, di negara-negara yang telah maju hal ini bukan lagi merupakan masalah, karena jaringan catu daya listrik dari perusahaan listrik seperti PLN sudah tersebar ke seluruh pelosok negeri yang bersangkutan. Di Indonesia sebagaimana di negara yang sedang berkembang lainnya, jangankan di puncak bukit terpencil, di kota kecamatanpun belum tentu tersedia catu daya listrik yang handal.
Penyediaan catu daya listrik dengan menggunakan diesel generator sampai daya yang besarpun tidak ada masalah di Indonesia. Namun permasalahannya adalah untuk lokasi yang terpencil tanpa ada prasarana jalan menuju lokasi, diperlukan biaya yang tinggi untuk memasok bahan bakar. Untuk catu daya listrik dengan daya rendah tidak menjadi masalah, karena dapat di bangun dengan sistem catu daya listrik solar cell. Untuk daya yang besar sistem catu daya listrik solar cell bukannya tidak mungkin untuk dibangun, namun memerlukan biaya investasi yang tidak sedikit.
Sampai saat ini TVRI mengoprasikan cukup banyak pemancar Unattended (antara lain lihat tabel)
Dilokasi pemancar tersebut TVRI menunjuk seorang penduduk setempat untuk menjaga keamanan dan kebersihan. Sedangkan teknisi TVRI cukup melakukan tugas berkala untuk pemeriksaan maupun perbaikan apabila terjadi kerusakan. Sehingga TVRI menyebut kelompok pemancar tersebut sebagai “semi” Unaatended, karena tetap tersedia tenaga manusia di lokasi tersebut.
Daftar Stasiun Pemancar TVRI Semi Unattended
(Dibangun tahun 1991/ 1992)

D. SISTEM STASIUN PEMANCAR TVRI “SEMI” UNATTENDED
1. Sistem Peralatan
Sistem peralatan stasiun pemancar TVRI “semi” Unattended terdiri dari :

Gb. 1 Stasiun Pemancar TV Unattended
a). TVRO
TVRO merupakan singkatan dari Television Receive Only. Jadi TVRO merupakan peralatan penerima satelite yang hanya digunakan untuk menerima siaran televisi terdiri dari :
1). Antena Parabola
2). Alat penerima Satelite ( Satelite Reveiver )
Siaran TVRI dari stasiun pusat Jakarta di Senayan di transmisikan ke stasiun bumi Cibinong melalui stasiun microwave Telkom di GATSU ( Jl. Gatot Subroto). Dari stasiun bumi Cibinong siaran TVRI ditransmisikan melalui UP-Link ke SKSD PALAPA yang kemudian mentransmisikan kembali ke bumi ke seluruh wilayah nusantara. Siaran TVRI yang ditransmisikan kembali ke bumi melalui frekuensi band 4GHz diterima oleh parabola dan diteruskan ke penerima satelite (satelite receiver). Di satelite receiver siaran TVRI yang dimodulasikan pada frekuensi 4 GHz band didemodulasi (diproses) kembali sebagai input signal bagi pemancar TVRI yang berfungsi untuk memancarkan kembali kepada masyarakat di wilayah siarannya.
b). Pemancar TV
Pemancar TV yang digunakan disini adalah pemancar televisi dengan sistem CCIR PAL B untuk frekuensi band VHF, dan sistem CCIR PAL G untuk frekuensi band UHF. Sedangkan daya pancar yang digunakan sangat tergantung dengan luas daerah yang ingin dijangkau (coverage area). Tetapi dalam sistem stasiun pemancar TV Unattended, untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi, besarnya daya pancar pemancar perlu dipertimbangkan bersamaan dengan penyediaan catu daya listrik dari fasilitas umum yang tersedia. Apabila dilokasi yang telah ditentukan untuk stasiun pemancar tidak tersedia catu daya listrik dari PLN, dan menggunakan diesel generator sendiri tidak cukup effisien atau sulit karena kondisi geografis, maka catu daya listrik alternatif adalah menggunakan solar cell. Namun tingkat efisiensi tinggi yang masih dapat diperoleh dengan menggunakan catu daya solar cell untuk pemancar televisi dengan daya pancar sampai dengan 10Watt.
Konfigurasi pemancar televisi dapat di disain sesuai kebutuhan yaitu single sistem, “cold stand-by sistem” atau “hot stand-by sistem”. Pada Single sistem hanya memiliki satu sistem peralatan, dan tidak memiliki sistem peralatan cadangan. Sehingga apabila peralatan pemancar mengalami gangguan maka siaran akan terputus untuk daerah jangkauan yang bersangkutan, sampai peralatan mendapat perbaikan.
Konfigurasi cold stand-by sistem dan hot stand-by sistem keduanya memiliki sistem peralatan stand-by (cadangan). Pada cold stand-by sistem, sistem peralatan cadangan akan beroperasi apabila sistem peralatan utama mengalami gangguan. Perpindahan pengoperasian sistem peralatan utama ke sistem peralatan cadangan dapat di disain secara otomatis, namun siaran akan terganggu kurang dari satu menit. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut, misalnya Pemancar I sebagai peralatan utama, dan Pemancar II sebagai pemancar cadangan. Pemancar I (satu) beroperasi sebagai pemancar utama terhubung ke antena dan Pemancar II (dua) sebagai pemancar cadangan terhubung ke dummy load melalui “Coaxial switch”. Apabila Pemancar I (satu) mengalami gangguan, maka Pemancar I (satu) secara otomatis akan dimatikan dan daya output hilang (tidak ada). Tidak adanya daya output pemancar I (satu) merupakan informasi (pemerintah) bagi Pemancar II (dua) untuk beroperasi menggantikan peranan pemancar I (satu). Proses pergantian pemancar ini secara bertahap adalah sebagai berikut : Pemancar I (satu) mendapat gangguan, Pemancar I (satu) “Off”, Daya output pemancar I (satu) hilang, coaxial switch yang semula menghubungkan Pemancar I (satu) ke Antenna dan Pemancar II (dua) ke dummy load, berputar sehingga berfungsi menghubungkan Pemancar II (dua) ke Antena dan Pemancar I (satu) ke dummy load, Pemancar II (dua) “On” dan daya output pemancar II (dua) disalurkan ke antenna untuk ditransmisikan.
¼br />
Konfigurasi sistem pemancar hot stand-by sistem, beroperasi dengan kedua sistem peralatan pemancar secara bersama-sama dan daya output masing-masing pemancar bergabung, apabila satu pemancar memiliki daya output sebesar 1 (satu) KW maka gabungan kedua pemancar menjadi 2 (dua) KW. Apabila salah satu sistem peralatan pemancar mengalami gangguan, sistem peralatan pemancar satunya masih tetap beroperasi sehingga siaran tidak terhenti, hanya daya output pemancar menurun menjadi hanya 25 % dari nominal daya output pemancar.
2. Sistem Catu Daya Listrik
Sistem catu daya listrik yang paling menguntungkan adalah apabila di lokasi telah tersedia jaringan listrik umum dari PLN, dan sebagai cadangan dapat saja digunakan diesel generator. Apabila dilokasi tidak terdapat jaringan listrik PLN maka diesel generator dapat digunakan sebagai peralatan utama dan peralatan cadangan. penggunaan diesel generator dapat didisain unuk daya berapa saja, namun untuk stasiun pemancar Televisi Unattended, pengiriman bahan bakar secara rutin perlu menjadi pertimbangan.
Pembangunan catu daya listrik yang tidak memerlukan pasokan bahan bakar dapat digunakan sollar cell yang berfungsi mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik. Namun harga sollar cell dirasakan masih cukup tinggi, sehingga berdasarkan hasil perhitungan, penggunaan sollar cell untuk stasiun pemancar TVRI masih cukup efisien apabila digunakan untuk mengoperasikan peralatan pemancar televisi dengan daya pancar sampai dengan 10Watt/ untuk daya pancar lebih dari itu, bukan tidak mungkin untuk di disain melainkan menjadi lebih mahal dan tidak efisien. Maka pembangunan perdana stasiun pemancar TVRI “semi” Unattended yang lokasinya terpencil dan belum tersedia jaringan PLN menggunakan catu daya sollar cell dan daya pancar 10Watt.
3. Sistem Operasional
Sistem pengoperasian stasiun pemancar TVRI “semi” Unattended seharusnya menggunakan sistem remote control operation, karena stasiun pemancar yang dibangun bukan merupakan Stasiun Pengulang. Berhubung sistem ini dianggap masih cukup mahal maka dicari upaya agar stasiun pemancar ini dapat dioperasikan dengan sistem otomatic control operation dengan melakukan beberapa modifikasi sehingga stasiun pemancar TVRI ini merupakan stasiun pemancar “semi” Unattended.
Modifikasi yang dilakukan adalah bahwa seharusnya sistem otomatic control operation bekerja apabila ada signal dari stasiun sebelumnya (stasiun pemancar pengulang) namun berhubung signal syncronisasi televisi dari TVRO selalu ada maka pemancar televisi akan hidup terus menerus selama 24 jam sedangkan waktu TVRI tidak sampai 24 jam. Kondisi seperti ini sangat tidak efisien dan membahayakan, karena disamping merupakan pemborosan energi juga adanya kemungkinan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Modifikasi yang dilakukan adalah bahwa pemancar televisi akan beroperasi apabila tersedia signal syncronisasi dan pada jam-jam tertentu sesuai dengan jadwal siaran TVRI/ untuk itu ditambahkan peralatan “TIME CONTROL” yang dapat diprogram setiap hari selama seminggu dan berulang terus. Misalnya pada hari pertama (senin) pemancar beroperasi dari jam 05.30 sampai dengan jam 12.00 dan dari jam 14.00 sampai dengan jam, 24.00 dan seterusnya.
Drs. Darmadi – Tenaga Ahli TV Consult, Mantan Kepala Bidang Transmisi Pusat Pembinaan Sarana Teknik RTF – Departemen Penerangan R.I.

Teknik Pengambilan Gambar

Posted on

Teknik Pengambilan Gambar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik
Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil. Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.
Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.
Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
– Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
– High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
– Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
– Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
– Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
– Extreme Close Up (ECU/XCU)
pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
– Big Close Up (BCU)
pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
– Close Up (CU)
gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
– Medium Close Up
(MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
– Medium Shot (MS)
pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
– Knee Shot (KS)
pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
– Full Shot (FS)
pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
– Long Shot (LS)
pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
– Medium Long Shot (MLS)
gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
– Extreme Long Shot (XLS)
gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
– One Shot (1S)
Pengambilan gambar satu objek.
– Two Shot (2S)
pengambilan gambar dua orang.
– Three Shot (3S)
pengambilan gambar tiga orang.
– Group Shot (GS)
pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
– Zoom In/ Zoom Out
kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
– Panning
gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
– Tilting
gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
– Dolly
kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
– Follow
gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
– Crane shot
gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
– Fading
pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
– Framing
objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
– Objek bergerak sejajar dengan kamera.
– Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
– Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
– Backlight Shot
teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
– Reflection Shot
teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
– Door Frame Shot
gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
– Artificial Framing Shot
benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
– Jaws Shot
kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
– Framing with Background
objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
– The Secret of Foreground Framing Shot
pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
– Tripod Transition
posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
– Artificial Hairlight
rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
– Fast Road Effect
teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
– Walking Shot
teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
– Over Shoulder
pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
– Profil Shot
jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua
GARIS IMAGINER
Garis imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar agar tidak jumping dan menjaga kontinuitas gambar. Gampangnya kita bayangkan garis lurus yang memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera posisi di sebelah kanan, maka untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera tidak hanya satu) juga harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya.

Hello world!

Posted on

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.